Jagalah buah-buahan dan sayur-sayuran tetap segar dan terbebas dari cemaran (Sumber: Pixabay)
- Ketidakamanan pangan menyebabkan lebih dari 200 penyakit dan merenggut 240 ribu jiwa per tahun
- Diperkirakan 600 juta – hampir 1 dari 10 orang di dunia – jatuh sakit setelah makan makanan yang terkontaminasi
- US$ 110 miliar hilang setiap tahun dalam produktivitas dan biaya pengobatan akibat makanan yang tidak aman di negara berpenghasilan rendah dan menengah.Anak-anak di bawah usia 5 tahun membawa 40% dari beban penyakit bawaan makanan, dengan 125.000 kematian setiap tahun.
- Penyakit bawaan makanan menghambat pembangunan sosial ekonomi dengan membebani sistem perawatan kesehatan dan merugikan ekonomi nasional, pariwisata dan perdagangan.
Kontaminasi cemaran pada pangan dapat terjadi kapan saja, di sepanjang rantai produksi sampai konsumsi, mulai dari farm sampai fork, mulai dari produksi, penyimpanan, pengolahan, distribusi, sampai penyajiannya. Cemaran pada pangan dapat berupa mikrobia (bakteri, yeast, jamur), virus, dan bahan kimia yang beracun. Penanganan keamanan pangan yang buruk atau yang tidak aman (insecure) mengakibatkan timbulnya penyakit, bahkan kematian, melonjaknya biaya pengobatan dan perawatan, dan turunnya produktivitas kerja.
Oleh karena itulah, kesadaran dari setiap orang yang terlibat di dalam rantai pangan tersebut perlu mengetahui sebab dan akibat dari ketidakamanan pangan. Berikut ini disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2016), 10 fakta tentang keamanan pangan yang dapat digunakan sebagai rujukan bersama.
1. Lebih dari 200 penyakit disebarkan melalui makanan.
Satu dari 10 orang jatuh sakit setiap tahun karena makan makanan yang terkontaminasi, dan akibatnya 420.000 orang meninggal setiap tahun. Anak-anak di bawah usia 5 tahun memiliki risiko yang sangat tinggi, dengan sekitar 125.000 anak-anak meninggal akibat penyakit bawaan makanan setiap tahun. Penyiapan makanan yang tepat dapat mencegah dan mengrangi sebagian besar risiko penyakit bawaan makanan.
2. Makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Gejala yang paling umum dari penyakit bawaan makanan adalah sakit perut, muntah dan diare. Makanan yang terkontaminasi logam berat atau racun alami juga dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka Panjang, termasuk kanker dan gangguan saraf.
3. Penyakit bawaan makanan lebih mempengaruhi orang yang rentan daripada yang lain
Infeksi yang disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi berdampak jauh lebih tinggi pada populasi dengan status kesehatan yang buruk atau rapuh atau sensitif dan dapat dengan mudah menyebabkan penyakit serius dan kematian. Kelompok rentan itu, seperti bayi, ibu hamil, orang sakit, dan lanjut usia.
4. Terdapat banyak peluang terjadinya kontaminasi makanan
Pasokan makanan saat ini sangat kompleks, karena juga melibatkan serangkaian tahapan proses yang berbeda-beda mulai dari farm to fork, termasuk produksi di lahan pertanian, penyembelihan atau pemanenan, pemrosesan, penyimpanan, pengangkutan, dan distribusi sebelum makanan mencapai konsumen. Setiap tahapan tersebut berpeluang terjadinya kontaminasi cemaran yang tidak diinginkan.
5. Globalisasi membuat keamanan pangan menjadi lebih kompleks dan penting
Globalisasi produksi dan perdagangan makanan membuat rantai makanan lebih panjang dan mempersulit penyelidikan wabah penyakit bawaan makanan dan penarikan produk dalam keadaan darurat.
6. Keamanan pangan bersifat multisektoral dan multidisiplin
Untuk meningkatkan keamanan pangan, diperlukan kerja sama dari berbagai profesi untuk memanfaatkan sains dan teknologi terbaik yang tersedia. Berbagai departemen dan lembaga pemerintah, seperti kesehatan, pertanian, pendidikan dan perdagangan, perlu berkolaborasi dan berkomunikasi satu sama lain dan terlibat dengan masyarakat sipil termasuk kelompok konsumen untuk berperan aktif menjaga keamanan pangan.
7. Pencemaran makanan juga mempengaruhi perekonomian dan masyarakat secara keseluruhan
Kontaminasi makanan memiliki efek yang jauh melampaui konsekuensi kesehatan masyarakat secara langsung. Kondisi itu akan menghentukan atau menurunkan aktivitas ekspor makanan, pariwisata, mata pencaharian penjual makanan dan pembangunan ekonomi, baik di negara maju maupun negara berkembang.
8. Beberapa bakteri berbahaya menjadi kebal terhadap perawatan obat
Resistensi antimikroba merupakan masalah kesehatan global yang berkembang. Penggunaan berlebihan dan penyalahgunaan antimikroba di bidang pertanian dan peternakan, selain penggunaan klinis pada manusia, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan munculnya dan penyebaran resistensi antimikroba. Bakteri resisten antimikroba pada hewan dapat ditularkan ke manusia melalui makanan dan untuk membunuhnya diperlukan dosis yang lebih tinggi antimikrobia yang lebih tinggi lagi.
9. Setiap orang memiliki peran untuk menjaga keamanan makanan
Keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, industri, produsen, akademisi, dan konsumen. Setiap orang memiliki peran untuk dimainkan. Sebagaimana disampaikan di atas, untuk mencapai keamanan pangan yang baik diperlukan kerja sama dari multisektoral yang membutuhkan keahlian dari berbagai disiplin ilmu – toksikologi, mikrobiologi, parasitologi, nutrisi, ekonomi kesehatan, dan kedokteran manusia dan hewan.
10. Konsumen harus mendapat informasi yang baik tentang praktik keamanan pangan.
Konsumen mesti dapat memilih makanan yang terinformasi dan bijak serta menjalankan perilaku hidup sehat. Mereka harus mengetahui bahaya makanan dan cara mengolah atau menangani makanan secara aman, serta membaca dan memahami informasi yang terdapat pada label makanan.
Demikian fakta-fakta yang penting tentang keamanan pangan, selajutnya kita semua wajib ikut berperan aktif menjaga dan meningkatkan keamanan pangan kita. Karena ingat, makanan yang tidak aman, bukanlah makanan!
Referensi
- World Health Organization. 2016. 10 facts on food safety. http://www.who.int/features/factfiles/food_safety/en/
- World Health Organization. 2022. Food Safety. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/food-safety