IMT (=Indeks Masa Tubuh), merupakan gambaran kondisi ideal seseorang antara berat badan dan tinggi badan. Sehingga IMT setiap orang tidak akan sama. Sebagian besar orang dewasa menghendaki memiliki bentuk tubuh yang ideal. Kondisi tubuh yang ideal banyak dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya, genetic, kebiasaan makan, aktivitas fisik, gaya hidup dan lingkungan disekitarnya.
IMT juga bisa digunakan sebagai alat yang dengan cepat untuk mengetahui status gizi orang dewasa. Nilai IMT dapat diterapkan untuk orang dewasa yang berusia 17 – 70 tahun dalam keadaan normal. Keadaan normal yang dimaksud adalah tidak dalam keadaan hamil/menyusui, olahragawan dan binaragawan.
Berat badan dan tinggi badan ideal bisa dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT). Pemahaman IMT adalah perbandingan antara berat badan dalam kilogram dan tinggi badan dalam meter. Misalkan seseorang memiliki tinggi badan 165 cm dan berat badan 60 kg, maka IMT nya = 60/(1,65)2 = 22,73.
Apabila seseorang mempunyai IMT < 17, berarti kekurangan berat badan. Jika IMT 17,0 – 18,4, kekurangan berat badan ringan. Seseorang dengan IMT = 18,5 – 25,0, berarti mempunyai berat badan normal. Berat badan dikatakan kelebihan berat badan ringan, jika IMT sebesar 25,1 – 27,0. Apabila IMT > 27, berarti kelebihan berat badan tingkat berat. Ada beberapa pendapat untuk IMT normal jenis kelamin laki-laki berkisar 18 – 25, dan IMT untuk perempuan berkisar 17 – 23. Nilai IMT dibawah nilai tersebut menunjukkan berat badan yang kurang dan jika melebihi nilai tersebut termasuk kelebihan berat badan atau obesitas. Pendapat yang berbeda tentang obesitas bahwa jika IMT lebih dari 30.
Informasi nilai IMT bagi diri sendiri merupakan salah satu bentuk pengendalian berat badan tubuh mandiri. Pada keadaan IMT normal keadaan tubuh seseorang akan menjadi lebih berkualitas, karena terjauh dari beberapa penyakit yang sering muncul pada individu yang memiliki nilai IMT > 30, obesitas. Seseorang dengan IMT yang normal akan menjadikan aktivitas tubuh yang lebih baik, mumudahkan pemgelolaan cairan didalam sel, peredaran darah yang lancar dan kerja jantung lebih ringan. Seseorang dengan IMT termasuk obesitas akan lebih mudahterkena beberapa jenis penyakit diantaranya diabetes, jantung, hipertensi, kanker dan stroke.
Seseorang yang memiliki IMT termasuk obes, dapat menurunkan nilai IMT nya dengan beberapa hal, diantaranya melakukan olah raga yang rutin, mengurangi asupan kalori, mengurangi konsumsi yang tinggi lemak dan gula. Sebagai contoh mengurangi asupan kalori, bisa dilakukan dengan pengurangan jumlah karbohidrat yang berasal dari nasi putih, diganti dengan nasi merah. Nasi merah mempungai IG (nilai indeks glisemik) yang lebih rendah dibanding nasi putih. Komponen mineral yang terdapat di dalam nasi merah lebih beragam dan terdapat sejumlah serat yang tinggi. Pengurangan konsumsi gula, dapat dilakukan dengan mengganti gula rendah kalori. Bahan pemanis yang alami dapat digunakan sebagai sumber pemanis non kalori misalnya ekstarak daun stevia. Ekstrak daun stevia mempunyai tingkat kemanisan 200 -300 kali dari manisnya gula tebu. Pada saat ini gula stevia sudah mulai mudah diperoleh.
Nilai IMT untuk golongan lansia ada pendapat dipertahankan pada sekitar 25 – 27. IMT yang tinggi pada lansia diharapkan mampu mencegah terjadinya penipisan tulang dan melindungi dari osteoporosisi.
Walaupun nilai IMT seseorang merupakan gambaran yang masih kasar tentang kualitas berat badan normal seseorang, tetapi merupakan cara mudah untuk pengkondisian dan pencegahan keadaan obesitas.